EVENT LOMBA POSTER DAN SEMINAR ANTI KORUPSI MEMBUKA KERJASAMA SPONSORSHIP hub: 031-78189905/ 031-77652411/ 08573 0469 111 email: merdekacreatipe@yahoo.co.id

19 Januari 2009

Negeri Badut & Pencopet

Premium langka. Antrian panjang di SPBU tiba-tiba jadi pemandangan lumrah. Dan gas? Wah, jangan tanya lagi. Sulit karena sirna dari peredaran. Ini yang membuat ibu-ibu rumahtangga kelabakan. Mereka memaki-maki yang ujung-ujungnya diarahkan ke pemerintah. “Kompor minyak suruh ganti kompor gas, sekarang gasnya tidak bisa dibeli. Negara apa ini kok selalu bikin susah.”

Yah, inilah tragik-komedi negeri ini. Negeri gelak tawa yang didominasi badut berprofesi ganda. Membuat lelucon yang menguras airmata, sambil sesekali nyopet hak rakyat bawah. Kehidupan nyata diperlakukan seperti panggung sandiwara, dan kalau ada kesempatan sedikit saja, jatah rakyat pun dijarah.

Memang tragis. rakyat kecil selalu jadi obyek penderita. Dipaksa berperan sebagai ‘aktor komedi’ sekaligus ‘korban pencopetan’. Mereka digiring untuk ‘melawak’ bersama, ‘baris-berbaris’ di halaman SPBU.

Sedang di kampung-kampung, ‘komedi’ sejenis juga digelar. Yang dicasting sebagai pemeran adalah ibu-ibu rumahtangga. Mereka dibuat panik. Nabrak kanan kiri mirip gabah diinteri. Juga telepon ke sana-ke mari. Tujuannya satu memburu LPG bersubsidi yang hilang dari pasaran. Siapakah gerangan yang berulah? Dialah ‘tukang copet elit’ yang berasal dari kalangan industri.

Premium sulit dibeli alasannya memang rada-rada logis. Karena harganya diayun-ayunkan pemerintah, naik turun secara maraton, pengusaha SPBU pun uring-uringan. Mereka tak mau merugi kendati sudah bertahun-tahun menangguk untung. Fluktuasi harga membuat mereka enggan order. Tempat penjualan premium ‘dikosongi’.

Ulah nakal beberapa pengusaha SPBU itu membuat kelangkaan premium di banyak daerah. Ditambah sistem distribusi Pertamina yang kurang maksimal, lengkap sudah derita rakyat. Mereka poyang-payingan memburu bensin. Dan seluruh daerah di negeri ini aktifitas tumplek blek antri BBM.

Jika kelangkaan premium gara-garanya ‘simpel’ macam itu, ternyata tidak demikian dengan gas yang kini menjadi kebutuhan pokok itu. Pasokan dari pemerintah sebenarnya sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar. Tapi stok itu menjadi kurang tatkala ‘copet-copet berdasi’ ikut berebut hak rakyat. Gas bersubsidi pun hilang dari peredaran.

Semula hanya gas tabung berat 17 kilogram yang raib dari pasaran. Setelah itu disusul gas tabung ukuran kecil yang sirna. Rakyat bawah pun menjerit. Mereka tak berdaya menghidupkan kompor di rumah. Siapakah gerangan yang rakus melahap gas seberat 3 kilogram itu? Siapa lagi kalau bukan ‘copet-copet kakap’ yang beroperasi bak kapal keruk itu.

Soal distribusi dan sosialisasi, pemerintah memang lemah. Itu terjadi tak cuma di sektor minyak dan gas. Soal pupuk saja yang sudah puluhan tahun jadi urat nadi pertanian masih terus terkendala. Sering langka dan hilang dari pasar yang menimbulkan histeria para petani. Jadi jangan heran jika program ‘kompor-gasisasi’ yang baru seumur jagung ‘dipaksakan’ itu ruwet dan membuat rakyat mumet.

Pemerintah, utamanya Pertamina harus berbenah. Jangan seperti ‘penguasa’ yang duduk di menara gading. Servis dan pelayanan terhadap konsumen amatlah penting. Itu kalau tidak ingin pontang-panting menghadapi pasar bebas yang sebentar lagi berlaku efektif.

Djoko Su'ud Sukahar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar



Dasar Pemikiran Kegiatan Lomba Poster dan Seminar Anti Korupsi 3 - 28 Maret 2009

dari korupsi ke korupsi... “Korupsi menghancurkan supremasi hukum, melemahkan tatanan pemerintahan, menggerogoti sendi-sendi demokrasi dan merusak moral bangsa.” (Susilo Bambang Yudhoyono – Presiden Republik Indonesia) “Hukum mati koruptor” (Antasari Azhar – Ketua KPK) “Saya adalah koruptor. Sebagai koruptor saya bangga akan keberadaan saya. Saya adalah koruptor terhormat. Tidak ada yang berani melawan saya, sebab jika mereka melawan saya, saya akan membagikan hasil korupsi saya kepada mereka. Dengan demikian secara bersama kita telah ikut andil untuk melestarikan korupsi. Korupsi telah menjadi bagian dari republik ini, bagian dari identitas bangsa.” (Teater monolog; Jadilah Koruptor -Butet Kertaradjasa - Seniman) ”Kerjaannya tukang buat peraturan. Bikin UUD, ujung-ujungnya duit” (Slank; Album Anti Korupsi- Artis) “Lebih baik makan tanah, daripada makan hasil korupsi” (MERDEKACREATIPE- Tim kreatif Harian Merdeka Perwakilan Jawa Timur) LATAR BELAKANG Maraknya kasus korupsi yang bergeming dalam akhir-akhir ini, diyakini telah menjadi budaya bangsa Indonesia. Budaya dalam pengertian luas, yakni nilai-nilai yang mempengaruhi cara pandang dan perilaku dalam segala aspek kehidupan; politik, ekonomi, dan sosial. Secara dominasi, bidang politik memiliki mimbar dan pengaruh yang kuat dalam peradaban bangsa dan negara Indonesia ke depannya. Empat bulan ke depan (April 2009) akan digelar pemilihan umum legislatif di tingkat daerah atau pusat di seluruh penjuru. Momen ini bertujuan melahirkan para politisi, penguasa dan pemimpin atau wakil rakyat yang akan menduduki kursi jabatan. Dalam kaitanya, MERDEKACREATIPE sengaja ingin menggugah hati nurani para pemimpin atau penguasa dan wakil rakyat terpilih untuk tidak berkorupsi bahkan berani memberantas kasus KKN (Kolusi, Korupsi dan Nepotisme) tanpa diskriminatif. Di lain pihak, MERDEKACREATIPE juga bermaksud memberikan wadah sekaligus menyuntikkan serum anti korupsi kepada generasi muda sejak dini. Adapun serum yang dimaksud di sini adalah pendekatan terhadap publik melalui media visual berupa poster anti korupsi yang dilombakan untuk pelajar dan mahasiswa. Hasil karya tersebut akan dipamerkan dan dipublikasikan sebagai bentuk kampanye anti korupsi. Dan dalam pengembangan, agar kampanye anti korupsi ini benar-benar diilhami, maka MERDEKACREATIPE juga menggelar seminar sehari dengan tema yang sama. TUJUAN Lomba poster dan seminar ini bertujuan menjadi media aspirasi antara pelajar, mahasiswa, para calon wakil rakyat di Pemilihan Legislatif 2009 pada khususnya di Jawa Timur, masyarakat umum/sipil, dan tentunya lembaga-lembaga atau instansi negara atau departemen pemerintah yang selama dinilai sarat akan korupsi, seperti BMUN, Kejaksaan, kepolisian, pemerintahan sipil. VISI DAN MISI Visi Melawan dan memberantas koruptor Misi 1. Membidik peserta Pemilihan Umum Legislatif 2009 agar bisa menerima keluh kesah, kritikan ataupun uneg-uneg masyarakat se- Jatim pada khususnya, se-Indonesia pada umumnya dalam konteks korupsi. 2. Mampu memberikan wadah kreatifitas dan mendidik sejak dini pada generasi muda, khusunya pelajar dan mahasiswa se-Jatim untuk ikut serta dalam kampanye anti korupsi. Minimal, memahami dampak dari bahaya laten korupsi. 3. Menumbuhkan kesadaran dan keberanian ke seleuruh elemen masyarakat untuk turut serta memberantas korupsi. TEMA Merdeka tanpa Korupsi NAMA KEGIATAN Kampanye Anti Korupsi

Pamflet Lomba Poster



Acara Lomba Poster dan Seminar Anti Korupsi terselenggara atas kerjasama Institut Teknologi Nasional Malang, Universitas Jember, Universitas Merdeka Madiun, Universitas Trunojoyo, Universitas Merdeka Surabaya, Universitas Darul Ulum Lamongan, Universitas Islam Kadiri, Universitas Mayjen Sungkono Mojokerto

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP