EVENT LOMBA POSTER DAN SEMINAR ANTI KORUPSI MEMBUKA KERJASAMA SPONSORSHIP hub: 031-78189905/ 031-77652411/ 08573 0469 111 email: merdekacreatipe@yahoo.co.id

22 Januari 2009

Namaria

Jangan kau mudah terpesona oleh nama-nama. Kan, kau sendiri pernah bercerita padaku: Nenek moyang kita menggunakan nama yang hebat-hebat, dan dengannya ingin mengesani dunia dengan kehebatannya—kehebatan dalam kekosongan.

Eropa tidak berhebat-hebat dengan nama, dia berhebat-hebat dengan ilmu pengetahuannya. Tapi si penipu tetap penipu, si pembohong tetap pembohong dengan ilmu dan pengetahuannya.

Selengkapnya »»

Penggal Koruptor!

Kesempurnaan hidup bukan pada tengadahnya kepala dan sujudnya seorang insan. Kesempurnaan hidup ada pada tiadanya menyatunya mawujud LA ILA HA ILLALLAH tiada sempurna tanpa-Nya.

Manusia bertempat pada ego dan keserakahan tiada pernah cukup, berbelit – belit hancur karena keangkuhan merasa bisa padahal tak bisa merasa pintar padahal bodoh. Mari kita buka tabir yang selama ini menutupi mata kita dalam SATU BARISAN. Penggal pelaku korupsi di bumi makmur sentosa ini… berawal dari hati, angkat senjata perangi korupsi!

Selengkapnya »»

JK & Politik Permen Asam

Partai Golkar mendekati ‘ambruk’. Namun begitu, ternyata masih banyak yang duduk manis sambil menunggu keajaiban tiba. Bukan beringin memenangi pemilu, tapi menanti jabatan Ketua Umum Golkar diserahkan Jusuf Kalla (JK) secara sukarela. Apakah mungkin? Mungkin saja !

Memang harapan macam itu yang kini bergelayut di benak segelintir elit Golkar. Pendeknya waktu menjelang contrengan dan kekurangsiapan partai ini dalam pemilu kali ini telah melahirkan keraguan massal. Ragu berhasil menang dalam pemilu, dan ragu partai ini bisa dipakai alat bargaining. Itu alasan kenapa partai ini disebut sedang memasuki ambang senja.

Partai yang pernah gemilang itu kini tidak kinclong lagi. Pangkal soalnya, selain elit partainya berhamburan membentuk partai baru, dan sebagian lagi sibuk mendandani diri sendiri, juga karena ‘salah kelola’ yang dipraktikkan ketua umumnya. Adakah dengan begitu elit yang tersisa itu loyalis Pohon Beringin? Martir yang siap ‘dikambing-hitamkan’ sebagai politisi gagal?

Partai Golkar memang semakin kelihatan rapuh. Daun-daunnya berguguran tertiup angin Partai Demokrat dan PDI Perjuangan. Sedang rantingnya meranggas, patah satu demi satu dipakai pembangkit semangat di Hanura dan Gerindra. ‘Kondisi alam’ yang tak berpihak pada partai yang pernah ‘mengayomi’ persada Nusantara itu membuat beringin tergolek tanpa daya.

Partai yang terus memperoleh nilai jeblok di lembaga survei itu akhirnya harus siap menunggu nasib. Nasib yang membawanya ke jurang kejatuhan yang tidak terbayangkan. Rasa cemas dan was-was melanda seluruh jajaran partai ini. Para elit dibenturkan pada pilihan sulit. Terus berjuang dengan hasil ‘cebol merindukan bulan’. Atau kabur sebelum beringin ‘tumbang’.

Di tengah situasi itu segelintir elit tetap bertahan. Mereka menikmati buah simalakama. Mencernanya dengan perasaan berdebar-debar. Dan berharap ada kemenangan lain kendati Golkar kalah. ‘Golkar tulen’ itu yang sekarang mengadu peruntungan di tengah amukan badai yang merontokkan keperkasaan beringin. Mereka pun menggagas Munaslub agar dalam tempo singkat Partai Golkar bisa berdenyut kembali. Benarkah ini bentuk pengabdian terhadap partai?

Loyalitas memang penting. Tapi loyalitas dalam partai perlu dipertanyakan. Perpolitikan kita sudah lama kehilangan etika. Cash and carry dipraktekkan sehari-hari. Dan janji uang, upeti serta jabatan jadi tak terkendali. Adakah para elit ini tetap bertahan dan tidak hengkang dari Golkar karena janji-janji?

Coba saja masuk ke kubu Agung Laksono. Ketua DPR-RI ini secara matematis, harusnya berkibar di Golkar. Dia punya kapasitas untuk meluruskan jalan beringin yang berkelok-kelok. Tapi itu tidak terjadi. Ini artinya, JK tidak mempercayai Agung yang ‘kebetulan’ punya record ‘suka menyalib di tikungan’.

Tokoh kedua yang punya kans untuk ‘membangun’ kembali beringin adalah Surya Paloh. Orator ini dinamis dan ‘suka slonong boy’, serta lincah dalam memainkan peran yang menyentak siapa saja. Jika laki-laki ini diberi peran di detik-detik terakhir ini, mungkin nama Golkar yang mulai ‘terlupakan’ bisa sedikit didongkrak.

Figur ketiga yang diberi ‘permen rasa asam’ adalah Aburizal Bakrie. Dia tidak perlu ditanyakan dedikasi dan kemampuannya terhadap beringin. Namun mengingat penampilannya yang lembayung, rasa-rasanya Ical bukan sosok yang pas di tengah situasi yang mementingkan heroisme dan agitasi.

Tapi benarkah JK bakal meniru Harmoko yang menyerahkan jabatan Ketua Umum Golkar secara legowo? Skenarionya memang begitu. Jabatan itu dilepas bukan karena ditekan-tekan, tapi karena kebesaran jiwa sang ketua umum yang dilambari hasrat mulia agar Golkar eksis dan berjaya.

Politik bagi-bagi permen ternyata gampang mengikat kader Golkar bertahan. Tentu sambil menanti kapan jabatan ketua umum dilepaskan ‘pemiliknya’.

Selengkapnya »»


Dasar Pemikiran Kegiatan Lomba Poster dan Seminar Anti Korupsi 3 - 28 Maret 2009

dari korupsi ke korupsi... “Korupsi menghancurkan supremasi hukum, melemahkan tatanan pemerintahan, menggerogoti sendi-sendi demokrasi dan merusak moral bangsa.” (Susilo Bambang Yudhoyono – Presiden Republik Indonesia) “Hukum mati koruptor” (Antasari Azhar – Ketua KPK) “Saya adalah koruptor. Sebagai koruptor saya bangga akan keberadaan saya. Saya adalah koruptor terhormat. Tidak ada yang berani melawan saya, sebab jika mereka melawan saya, saya akan membagikan hasil korupsi saya kepada mereka. Dengan demikian secara bersama kita telah ikut andil untuk melestarikan korupsi. Korupsi telah menjadi bagian dari republik ini, bagian dari identitas bangsa.” (Teater monolog; Jadilah Koruptor -Butet Kertaradjasa - Seniman) ”Kerjaannya tukang buat peraturan. Bikin UUD, ujung-ujungnya duit” (Slank; Album Anti Korupsi- Artis) “Lebih baik makan tanah, daripada makan hasil korupsi” (MERDEKACREATIPE- Tim kreatif Harian Merdeka Perwakilan Jawa Timur) LATAR BELAKANG Maraknya kasus korupsi yang bergeming dalam akhir-akhir ini, diyakini telah menjadi budaya bangsa Indonesia. Budaya dalam pengertian luas, yakni nilai-nilai yang mempengaruhi cara pandang dan perilaku dalam segala aspek kehidupan; politik, ekonomi, dan sosial. Secara dominasi, bidang politik memiliki mimbar dan pengaruh yang kuat dalam peradaban bangsa dan negara Indonesia ke depannya. Empat bulan ke depan (April 2009) akan digelar pemilihan umum legislatif di tingkat daerah atau pusat di seluruh penjuru. Momen ini bertujuan melahirkan para politisi, penguasa dan pemimpin atau wakil rakyat yang akan menduduki kursi jabatan. Dalam kaitanya, MERDEKACREATIPE sengaja ingin menggugah hati nurani para pemimpin atau penguasa dan wakil rakyat terpilih untuk tidak berkorupsi bahkan berani memberantas kasus KKN (Kolusi, Korupsi dan Nepotisme) tanpa diskriminatif. Di lain pihak, MERDEKACREATIPE juga bermaksud memberikan wadah sekaligus menyuntikkan serum anti korupsi kepada generasi muda sejak dini. Adapun serum yang dimaksud di sini adalah pendekatan terhadap publik melalui media visual berupa poster anti korupsi yang dilombakan untuk pelajar dan mahasiswa. Hasil karya tersebut akan dipamerkan dan dipublikasikan sebagai bentuk kampanye anti korupsi. Dan dalam pengembangan, agar kampanye anti korupsi ini benar-benar diilhami, maka MERDEKACREATIPE juga menggelar seminar sehari dengan tema yang sama. TUJUAN Lomba poster dan seminar ini bertujuan menjadi media aspirasi antara pelajar, mahasiswa, para calon wakil rakyat di Pemilihan Legislatif 2009 pada khususnya di Jawa Timur, masyarakat umum/sipil, dan tentunya lembaga-lembaga atau instansi negara atau departemen pemerintah yang selama dinilai sarat akan korupsi, seperti BMUN, Kejaksaan, kepolisian, pemerintahan sipil. VISI DAN MISI Visi Melawan dan memberantas koruptor Misi 1. Membidik peserta Pemilihan Umum Legislatif 2009 agar bisa menerima keluh kesah, kritikan ataupun uneg-uneg masyarakat se- Jatim pada khususnya, se-Indonesia pada umumnya dalam konteks korupsi. 2. Mampu memberikan wadah kreatifitas dan mendidik sejak dini pada generasi muda, khusunya pelajar dan mahasiswa se-Jatim untuk ikut serta dalam kampanye anti korupsi. Minimal, memahami dampak dari bahaya laten korupsi. 3. Menumbuhkan kesadaran dan keberanian ke seleuruh elemen masyarakat untuk turut serta memberantas korupsi. TEMA Merdeka tanpa Korupsi NAMA KEGIATAN Kampanye Anti Korupsi

Pamflet Lomba Poster



Acara Lomba Poster dan Seminar Anti Korupsi terselenggara atas kerjasama Institut Teknologi Nasional Malang, Universitas Jember, Universitas Merdeka Madiun, Universitas Trunojoyo, Universitas Merdeka Surabaya, Universitas Darul Ulum Lamongan, Universitas Islam Kadiri, Universitas Mayjen Sungkono Mojokerto

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP